[9]
Mereka hendak memperdayakan Allah dan
orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya memperdaya dirinya
sendiri, sedang mereka tidak menyedarinya.
[10]
Dalam
hati mereka (golongan yang munafik itu) terdapat penyakit (syak dan
hasad dengki), maka Allah tambahkan lagi penyakit itu kepada mereka;
dan mereka pula akan beroleh azab seksa yang tidak terperi sakitnya,
dengan sebab mereka berdusta (dan mendustakan kebenaran).
[11]
Dan
apabila dikatakan kepada mereka: "Janganlah kamu membuat bencana dan
kerosakan di muka bumi", mereka menjawab: " Sesungguhnya kami
orang-orang yang hanya membuat kebaikan".
[12]
Ketahuilah!
Bahawa sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang sebenar-benarnya
membuat bencana dan kerosakan, tetapi mereka tidak menyedarinya.
[13]
Dan
apabila dikatakan kepada mereka: "Berimanlah kamu sebagaimana
orang-orang itu telah beriman". Mereka menjawab: "Patutkah kami ini
beriman sebagaimana berimannya orang-orang bodoh itu?" Ketahuilah!
Sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh, tetapi mereka tidak
mengetahui (hakikat yang sebenarnya).
[14]
Dan
apabila mereka bertemu dengan orang-orang yang beriman, mereka
berkata: " Kami telah beriman ", dan manakala mereka kembali kepada
syaitan-syaitan mereka, mereka berkata pula:" Sesungguhnya kami tetap
bersama kamu, sebenarnya kami hanya memperolok-olok (akan orang-orang
yang beriman)".
[15]
Allah (membalas) memperolok-olok, dan membiarkan mereka meraba-raba dalam kesesatan mereka (yang melampaui batas itu).
[16]
Mereka
itulah orang-orang yang membeli kesesatan dengan meninggalkan
petunjuk; maka tiadalah beruntung perniagaan mereka dan tidak pula
mereka beroleh petunjuk hidayah.
[17]
Perbandingan
hal mereka (golongan yang munafik itu) samalah seperti orang yang
menyalakan api; apabila api itu menerangi sekelilingnya, (tiba-tiba)
Allah hilangkan cahaya (yang menerangi) mereka, dan dibiarkannya mereka
dalam gelap-gelita, tidak dapat melihat (sesuatu pun).
[18]
Mereka (seolah-olah orang yang) pekak, bisu dan buta; dengan keadaan itu mereka tidak dapat kembali (kepada kebenaran).
[19]
Atau
(bandingannya) seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari
langit, bersama dengan gelap-gelita, dan guruh serta kilat; mereka
menyumbat jarinya ke dalam telinga masing-masing dari mendengar suara
petir, kerana mereka takut mati. (Masakan mereka boleh terlepas),
sedang (pengetahuan dan kekuasaan) Allah meliputi orang-orang yang
kafir itu.
[20]
Kilat itu pula
hampir-hampir menyambar (menghilangkan) penglihatan mereka; tiap-tiap
kali kilat itu menerangi mereka (dengan pancarannya), mereka berjalan
dalam cahayanya. Dan apabila gelap menyelubungi mereka, berhentilah
mereka (menunggu dengan bingungnya). Dan sekiranya Allah menghendaki,
nescaya dihilangkanNya pendengaran dan penglihatan mereka; sesungguhnya
Allah Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu.
[21]
Wahai
sekalian manusia! Beribadatlah kepada Tuhan kamu yang telah
menciptakan kamu dan orang-orang yang terdahulu daripada kamu, supaya
kamu (menjadi orang-orang yang) bertaqwa.
[22]
Dia
lah yang menjadikan bumi ini untuk kamu sebagai hamparan, dan langit
(serta segala isinya) sebagai bangunan (yang dibina dengan kukuhnya);
dan diturunkanNya air hujan dari langit, lalu dikeluarkanNya dengan air
itu berjenis-jenis buah-buahan yang menjadi rezeki bagi kamu; maka
janganlah kamu mengadakan bagi Allah, sebarang sekutu, padahal kamu
semua mengetahui (bahawa Allah ialah Tuhan Yang Maha Esa).
[23]
Dan
kalau kamu ada menaruh syak tentang apa yang Kami turunkan (Al-Quran)
kepada hamba kami (Muhammad), maka cubalah buat dan datangkanlah satu
surah yang sebanding dengan Al-Quran itu, dan panggilah orang-orang
yang kamu percaya boleh menolong kamu selain dari Allah, jika betul
kamu orang-orang yang benar.
[24]
Maka
kalau kamu tidak dapat membuatnya, dan sudah tentu kamu tidak dapat
membuatnya, maka peliharalah diri kamu dari api neraka yang bahan-bahan
bakarannya: manusia dan batu-batu (berhala), (iaitu neraka) yang
disediakan untuk orang-orang kafir.
No comments:
Post a Comment